TULIS.. TULIS.. TULIS..
Kartini dikenang karena dia menulis..
Pramoedya dikenang karena dia menulis..
Soe Hok Gie dikenang karena dia menulis..
Jika kau tidak menulis,
Maka kau telah mati sebelum dilahirkan..

-Diekey Lalijiwo-

Jumat, 25 Mei 2012

Bekas Kepuasanku dan Aku Menginginkannya Kembali

    Aku bisa saja mengucapkan aishiteru, ich liebe dich, I love you dan yang lainnya kalau mau. Aku juga masih mau merasakan kelembutan bibirmu saat kucium. Merasakan hangatnya tubuhmu saat kupeluk. Indahnya lekukan bentuk tubuhmu saat kau telanjang. Padat dan besarnya ukuran payudaramu saat kuremas. Memerahnya putingmu saat kuhisap dan kugigit. Juga aku masih ingin merasakan nikmatnya vaginamu saat kita bercinta. Aku masih ingat dengan semua itu, semua rasa yang pernah kau sajikan dan kau berikan padaku waktu itu. Menggratiskannya begitu saja. Mungkin hanya dengan sekedar mengganti ongkos sewa hotel, makan, minum dan kondom pastinya. Karena aku tak mau menghamilimu di saat kau belum siap untuk mengandung janin dan aku belum siap menghidupimu. Kurasa sekedar cinta saja tak akan cukup untuk membayar semua itu. Meskipun kau selalu memintaku untuk mengeluarkan semua hasil ejakulasiku di dalam vaginamu tanpa pengaman.

   Yah, semuanya telah berlalu. Nasib harus memisahkan dan semuanya berakhir. Meskipun belum sepenuhnya. Terkadang aku menginginkanmu untuk sekedar menguatkan kembali otot-otot penisku. Tak etis rasanya jika aku memintamu melakukannya meskipun hanya mengoral, sedangkan engkau kini memiliki tambatan hati yang baru. Atau mungkin hanya sekedar pelarianmu sesaat. Aku tak mau menganggapmu sebagai pelacur. Walaupun aku bisa saja beronani ria dengan memandang fotomu yang sedang telanjang di kamar mandi dari layar laptopku setiap saat. Tapi, sesasi yang kau berikan lain. Berbeda dengan aku melakukannya sendiri. Memang kodratnya perempuan diciptakan untuk laki-laki, sebagaimana hawa yang diciptakan untuk menemani hawa saat itu. Dan dimana manusia diciptakan berpasang-pasangan.

   Katamu, kau sudah tobat sekarang. Entah hanya untuk mengelabuhiku dengan kata-kata dari bibir manismu atau untuk menutup-nutupi perbuatan yang kau lakukan dengannya sekarang. Aku tak pernah tahu pasti. Yang ku tahu, kau masih mau mencium pipiku dan memelukku malam itu. Meskipun kau tak pernah mau saat lelakimu ingin memelukmu. Sebenarnya apa yang hendak kau cari? Apa yang kau inginkan? Cinta? Kasih sayang? Perhatian? Ataukah hanya sekedar hubungan sex? Entahlah, semuanya hanya kau yang tahu dan kau yang punya jawabannya.

   Aku masih ingat, kau yang selalu memintaku untuk memegang tanganmu, memelukmu, mencium pipimu saat pertama kita sebagai kekasih. Menghabiskan berjuta-juta detik tiap malam hanya untuk mendapatkan itu semua. Hingga berlanjut ke malam-malam berikutnya, aku berani mencium bibirmu. Meremas payudaramu. Selanjutnya, aku berani memperlihatkan penisku kepadamu dan kau memperbolehkanku menyentuh dan memasukkan jemariku ke dalam lubang vaginamu. Mendaratkan bibirku di lehermu dan memberikan bekas merah hasil gigitan kecil juga jilatan lidahku. Kau juga mulai berani mengoralku, hampir tiap malam. Hingga pada akhirnya, di suatu siang kau memintaku memainkan penisku di bibir vaginamu. Aku menuruti dan ya, aku lakukan itu. Bahkan aku memberimu bonus untuk keberanianmu. Aku tancapkan batang zakarku ke liang vaginamu yang sudah basah. Dengan posisi kau duduk di lantai dan menyandarkan tubuhmu tembok di samping lemari. Sambil memompanya beberapa kali dengan rasa yang sangat nikmat untuk pertama kalinya. Hingga kau klimaks sebanyak tiga kali sebelum akhirnya aku memuncratkan spermaku di dalam mulutmu.

   Hah, semuanya hanya tinggal ingatan dalam folder di otak. Aku tak tahu apakan akan bisa melakukannya lagi denganmu. Katamu,” Kalau jodoh pasti kembali”. Dan aku percaya dengan dogmamu yang selalu kau lantunkan. Dengan mengumbar janji seperti asap yang hilang ditelan angin. Sampai saat ini pun tak pernah ada bukti dari semua lantunan janjimu. Kau bahkan lupa apa yang pernah kukatakan beberapa menit lalu melalui pesan singkat. Aku tahu penyebabnya, pikiranmu telah terkuasai oleh bayangan sosoknya yang kini memilikimu. Meluluhkan hatimu. Hanya saja kau tidak bisa nyaman dan terbuka dengannya. Kau masih berharap memilikiku lagi. Malam ini kau memintaku membukakan bramu. Aku menjawab jika setidaknya kau kekasihku maka akan kubukakan. Seperti kebiasaanku dulu saat denganmu. Bahkan tanpa kau suruh aku akan melakukannya. Namun, apakah kau pernah meminta lelakimu melakukannya? Di depanku kau tak mungkin mengatakannya, tapi tanpa sepengetahuanku aku tak akan pernah tahu.

  Memang kecupan bibirnya terasa lembut, katamu. Mungkin remasannya lebih memajakan payudaramu. Bibirnya bisa merekahkan putingmu. Bahkan mungkin juga penisnya bisa membuatmu mabuk kepayang dan mengoyak-ngoyak gua vaginamu yang telah basah. Semuanya serba mungkin. Tetapi, jika memang mungkin, lelakimu hanya mendapatkan bekasku saja. Sisa-sisa yang masih tetap terlihat utuh untuk lelakimu nikmati. Dan itu semua pilihanmu,pilihan wanita yang telah membiarkan tubuhnya yang telah dilepas segelnya secara gratis untuk dinikmati lelaki lain secara gratis pula.Namun, aku masih menginginkannya dan menunggunya kembali untuk bisa sekedar kutunggangi di atas ranjang. Entah dengan cinta ataupun mungkin dengan memberikannya sejumlah uang.

3 komentar:

Diey_na mengatakan...

nah, ini based true story ya?????

Unknown mengatakan...

oyi dari temen sekampus dulu...
hehehe...
:D

Diey_na mengatakan...

siahsiah..
tmen skmpus apa tmen se[hati]???
:p

Posting Komentar