TULIS.. TULIS.. TULIS..
Kartini dikenang karena dia menulis..
Pramoedya dikenang karena dia menulis..
Soe Hok Gie dikenang karena dia menulis..
Jika kau tidak menulis,
Maka kau telah mati sebelum dilahirkan..

-Diekey Lalijiwo-

Minggu, 02 Juni 2013

Tentang Sebuah Komunitas Jejaring Sosial di Kotaku

Siang ini saat membuka grup di facebook di sebelak kanan terlihat tautan grup komunitas tempat aku dibesarkan. Penasaran, aku pun membuka grup terbuka tersebut dan bergabung, sayangnya aku masih belum bisa memberikan posting disana. Mungkin masih harus menunggu persetujuan dari admin terlebih dahulu. Grup ini memiliki tiga admin dengan jumlah anggota yang tidak tanggung-tanggung 9.534 sekilas sebagian besar anak muda. Aku masih belum tahu kapan grup ini ada dan apa tujuannya. Di keterangan grup hanya menginformasikan letak geografis dari kota dan tautan blog yang dimiliki. Isi blognya sejarah dari kota yang merupakan postingan kembali dari blog lain, berisi 5 posting. Posting di blog tersebut pada akhir Januari tahun 2013, kemungkinan grup ini terbentuk tak jauh dari posting blog tersebut.
posting ngiklan

Cukup aneh saat posting teratas adalah sebuah iklan penjualan, pun beberapa di bawahnya. Penasaran aku mencoba melihat posting yang sebelumnya, barangkali ada yang bermanfaat dan menarik. Kenyataannya sungguh mencengangkan. Kalau boleh aku persentasekan, lebih dari 90% berisi iklan. Selebihnya hanya sekedar sapaan dan posting geje menurutku. Masih bisa ditolerir jika iklan mempromosikan keindahan, tempat wisata atau apa saja yang bisa meningkatkan nilai jual kota tersebut. Kenyataannya iklan barang-barang yang memicu konsumerisme di masyarakat. Aku heran dengan semua posting itu.
posting ngejek


Sekilas sedikit miris dengan grup dari kota di kaki gunung yang selalu menyajikan udara sejuk ini. Memang dari sekilas pengamatan aku tidak berani menjustis bahwa anak muda disana juga menyedihkan. Menyedihkan karena mereka sama sekali tidak memberikan posting yang bermanfaat yang keluar dari hasil pemikiran mereka sendiri. Kuamati hanya ada satu orang yang membagikan posting semacam renungan dari tempat lain. Setidaknya salut untuknya atas kemauan untuk membagikan posting yang bermanfaat. Ada yang memberikan posting bahwa kota itu kota mati, mengunggulkan kelompok perguruan silat tertentu dan beberapa yang sangat kurang bermanfaat, menurutku. Paling parah adalah foto pasangan yang sedang berciuman terpampang dan dibiarkan saja, seolah-olah itu hal biasa.

Saat tujuan awal pembuatan grup komunitas di facebook tidak jelas mungkin seperti itu gambaran buruknya. Admin sebagai pengelola juga terkesan diam dan membiarkan member memberikan posting apapun tanpa adanya aturan. Admin yang seharusnya berfungsi sebagai pengendali seolah tak memahami perannya. Selama pengalamanku menjadi member grup facebook, di dalamnya pasti ada tujuan yang jelas. Kesamaan apa yang mendasari tujuan grup dibentuk, aturan dan peran admin sebagai pengelola. Aku baru kali ini menyaksikan grup komunitas di dunia maya yang berisi sembarang kalir. Tanpa tujuan, aturan dan peran admin yang jelas.
posting renungan

Harapku jika kenyataannya seperti yang kutulis, aku bisa mencari kejelasan dari tujuan, aturan dan peran admin di dalam grup tersebut. Kemudian mencoba meluruskan dan mengajak untuk memaksimalkan grup dengan sebijak serta sebaik mungkin. Semoga saja sepintas pengamatan dan tulisanku yang terkesan menyudutkan di atas bisa terbantahkan.[]

0 komentar:

Posting Komentar