Siang ini saat membuka grup di facebook di sebelak kanan terlihat tautan
grup komunitas tempat aku dibesarkan. Penasaran, aku pun membuka grup terbuka
tersebut dan bergabung, sayangnya aku masih belum bisa memberikan posting disana. Mungkin masih harus
menunggu persetujuan dari admin terlebih dahulu. Grup ini memiliki tiga admin
dengan jumlah anggota yang tidak tanggung-tanggung 9.534 sekilas sebagian besar
anak muda. Aku masih belum tahu kapan grup ini ada dan apa tujuannya. Di
keterangan grup hanya menginformasikan letak geografis dari kota dan tautan blog
yang dimiliki. Isi blognya sejarah dari kota yang merupakan postingan kembali
dari blog lain, berisi 5 posting. Posting di blog tersebut pada akhir
Januari tahun 2013, kemungkinan grup ini terbentuk tak jauh dari posting blog
tersebut.
Cukup aneh saat posting teratas adalah sebuah iklan
penjualan, pun beberapa di bawahnya. Penasaran aku mencoba melihat posting yang sebelumnya, barangkali ada
yang bermanfaat dan menarik. Kenyataannya sungguh mencengangkan. Kalau boleh
aku persentasekan, lebih dari 90% berisi iklan. Selebihnya hanya sekedar sapaan
dan posting geje menurutku. Masih
bisa ditolerir jika iklan mempromosikan keindahan, tempat wisata atau apa saja
yang bisa meningkatkan nilai jual kota tersebut. Kenyataannya iklan
barang-barang yang memicu konsumerisme di masyarakat. Aku heran dengan semua posting itu.
posting ngejek |
Sekilas sedikit miris dengan grup
dari kota di kaki gunung yang selalu menyajikan udara sejuk ini. Memang dari sekilas
pengamatan aku tidak berani menjustis bahwa anak muda disana juga menyedihkan.
Menyedihkan karena mereka sama sekali tidak memberikan posting yang bermanfaat yang keluar dari hasil pemikiran mereka
sendiri. Kuamati hanya ada satu orang yang membagikan posting semacam renungan dari tempat lain. Setidaknya salut
untuknya atas kemauan untuk membagikan posting
yang bermanfaat. Ada yang memberikan posting bahwa kota itu kota mati,
mengunggulkan kelompok perguruan silat tertentu dan beberapa yang sangat kurang
bermanfaat, menurutku. Paling parah adalah foto pasangan yang sedang berciuman terpampang dan dibiarkan saja, seolah-olah itu hal biasa.
Saat tujuan awal pembuatan grup
komunitas di facebook tidak jelas
mungkin seperti itu gambaran buruknya. Admin sebagai pengelola juga terkesan
diam dan membiarkan member memberikan posting
apapun tanpa adanya aturan. Admin yang seharusnya berfungsi sebagai pengendali
seolah tak memahami perannya. Selama pengalamanku menjadi member grup facebook, di
dalamnya pasti ada tujuan yang jelas. Kesamaan apa yang mendasari tujuan grup
dibentuk, aturan dan peran admin sebagai pengelola. Aku baru kali ini
menyaksikan grup komunitas di dunia maya yang berisi sembarang kalir. Tanpa tujuan, aturan dan peran admin yang jelas.
Harapku jika kenyataannya seperti
yang kutulis, aku bisa mencari kejelasan dari tujuan, aturan dan peran admin di
dalam grup tersebut. Kemudian mencoba meluruskan dan mengajak untuk
memaksimalkan grup dengan sebijak serta sebaik mungkin. Semoga saja sepintas pengamatan
dan tulisanku yang terkesan menyudutkan di atas bisa terbantahkan.[]
0 komentar:
Posting Komentar