Yah, semuanya telah berlalu. Nasib harus memisahkan dan semuanya berakhir. Meskipun belum sepenuhnya. Terkadang aku menginginkanmu untuk sekedar menguatkan kembali otot-otot penisku. Tak etis rasanya jika aku memintamu melakukannya meskipun hanya mengoral, sedangkan engkau kini memiliki tambatan hati yang baru. Atau mungkin hanya sekedar pelarianmu sesaat. Aku tak mau menganggapmu sebagai pelacur. Walaupun aku bisa saja beronani ria dengan memandang fotomu yang sedang telanjang di kamar mandi dari layar laptopku setiap saat. Tapi, sesasi yang kau berikan lain. Berbeda dengan aku melakukannya sendiri. Memang kodratnya perempuan diciptakan untuk laki-laki, sebagaimana hawa yang diciptakan untuk menemani hawa saat itu. Dan dimana manusia diciptakan berpasang-pasangan.
Katamu, kau sudah tobat sekarang. Entah hanya untuk mengelabuhiku dengan
kata-kata dari bibir manismu atau untuk menutup-nutupi perbuatan yang kau
lakukan dengannya sekarang. Aku tak pernah tahu pasti. Yang ku tahu, kau masih
mau mencium pipiku dan memelukku malam itu. Meskipun kau tak pernah mau saat
lelakimu ingin memelukmu. Sebenarnya apa yang hendak kau cari? Apa yang kau
inginkan? Cinta? Kasih sayang? Perhatian? Ataukah hanya sekedar hubungan sex?
Entahlah, semuanya hanya kau yang tahu dan kau yang punya jawabannya.
Aku masih ingat, kau yang selalu memintaku untuk memegang tanganmu, memelukmu,
mencium pipimu saat pertama kita sebagai kekasih. Menghabiskan berjuta-juta
detik tiap malam hanya untuk mendapatkan itu semua. Hingga berlanjut ke
malam-malam berikutnya, aku berani mencium bibirmu. Meremas payudaramu.
Selanjutnya, aku berani memperlihatkan penisku kepadamu dan kau
memperbolehkanku menyentuh dan memasukkan jemariku ke dalam lubang vaginamu.
Mendaratkan bibirku di lehermu dan memberikan bekas merah hasil gigitan kecil
juga jilatan lidahku. Kau juga mulai berani mengoralku, hampir tiap malam.
Hingga pada akhirnya, di suatu siang kau memintaku memainkan penisku di bibir
vaginamu. Aku menuruti dan ya, aku lakukan itu. Bahkan aku memberimu bonus
untuk keberanianmu. Aku tancapkan batang zakarku ke liang vaginamu yang sudah
basah. Dengan posisi kau duduk di lantai dan menyandarkan tubuhmu tembok di
samping lemari. Sambil memompanya beberapa kali dengan rasa yang sangat nikmat
untuk pertama kalinya. Hingga kau klimaks sebanyak tiga kali sebelum akhirnya
aku memuncratkan spermaku di dalam mulutmu.
Hah, semuanya hanya tinggal ingatan dalam folder di otak. Aku tak tahu apakan
akan bisa melakukannya lagi denganmu. Katamu,” Kalau jodoh pasti kembali”. Dan
aku percaya dengan dogmamu yang selalu kau lantunkan. Dengan mengumbar janji
seperti asap yang hilang ditelan angin. Sampai saat ini pun tak pernah ada
bukti dari semua lantunan janjimu. Kau bahkan lupa apa yang pernah kukatakan
beberapa menit lalu melalui pesan singkat. Aku tahu penyebabnya, pikiranmu
telah terkuasai oleh bayangan sosoknya yang kini memilikimu. Meluluhkan hatimu.
Hanya saja kau tidak bisa nyaman dan terbuka dengannya. Kau masih berharap
memilikiku lagi. Malam ini kau memintaku membukakan bramu. Aku menjawab jika
setidaknya kau kekasihku maka akan kubukakan. Seperti kebiasaanku dulu saat
denganmu. Bahkan tanpa kau suruh aku akan melakukannya. Namun, apakah kau
pernah meminta lelakimu melakukannya? Di depanku kau tak mungkin mengatakannya,
tapi tanpa sepengetahuanku aku tak akan pernah tahu.
Memang kecupan bibirnya terasa lembut, katamu. Mungkin remasannya lebih
memajakan payudaramu. Bibirnya bisa merekahkan putingmu. Bahkan mungkin juga
penisnya bisa membuatmu mabuk kepayang dan mengoyak-ngoyak gua vaginamu yang
telah basah. Semuanya serba mungkin. Tetapi, jika memang mungkin, lelakimu
hanya mendapatkan bekasku saja. Sisa-sisa yang masih tetap terlihat utuh untuk
lelakimu nikmati. Dan itu semua pilihanmu,pilihan wanita yang telah membiarkan
tubuhnya yang telah dilepas segelnya secara gratis untuk dinikmati lelaki lain
secara gratis pula.Namun, aku masih menginginkannya dan menunggunya kembali untuk bisa sekedar
kutunggangi di atas ranjang. Entah dengan cinta ataupun mungkin dengan
memberikannya sejumlah uang.
3 komentar:
nah, ini based true story ya?????
oyi dari temen sekampus dulu...
hehehe...
:D
siahsiah..
tmen skmpus apa tmen se[hati]???
:p
Posting Komentar