TULIS.. TULIS.. TULIS..
Kartini dikenang karena dia menulis..
Pramoedya dikenang karena dia menulis..
Soe Hok Gie dikenang karena dia menulis..
Jika kau tidak menulis,
Maka kau telah mati sebelum dilahirkan..

-Diekey Lalijiwo-

Jumat, 25 Mei 2012

Tragedi 321 Logawa Purwokerto-Jember

Sabtu, 19 Mei 2012
   Apa yang terpikirkan, jika ada tiga orang cewek dan dua orang cowok berada dalam satu toilet kereta api???

   Pastinya jika otak mesum kita lebih dominan, mungkin mereka sedang melakukan hal-hal asusila. Entah sekedar ciuman, pelukan atau yang lebih gila lagi pesta sex. Masalahnya, jika mereka melakukan hal itu, apakah tidak ada tempat lain selain tempat umum? Sebegitu besarkah birahi mereka sehingga harus di toilet kereta api? Apakah saraf malu mereka sudah putus? Sehingga harus beramai-ramai melakukannya dalam satu tempat. Tapi, bukan hal itu yang terjadi tadi siang di kereta api Logawa jurusan Purwokerto-Jember. Yang terdengar dominasi suara orang-orang berbahasa ngapak.


   Ternyata mereka adalah sekumpulan anak muda yang tidak memiliki tiket tetapi nekat menaiki kereta api. Padahal dilihat dari cara berpakaian, pakaian yang digunakan dan tampang mereka. Tak terlintas dan mungkin tak mengira kalau mereka ternyata tidak memiliki tiket. Hal itu menjadikan keributan di gerbong satu kereta waktu itu. Dan yang paling aku tidak suka, bukan tindakan mereka yang menaiki kereta api tanpa tiket. Tetapi, karena ulah mereka yang membuat keributan mengganggu saat aku akan terlelap siang itu. Hehehe...

   Tak lama kemudian ada sekitar lima orang petugas kereta api (kondektur dan polisi) yang memeriksa mereka dan mengintrogasi. Mereka dikumpulkan dan tempat sekitar toilet dijaga oleh polisi. Aku tak terlalu tahu jelas apa yang sedang petugas dan gerombolan penumpang ilegal tersebut. Saat itu memang kesadaranku setengah-setengah, aku hampir terlelap. Tetapi, ada orang sebelah kursi tempat ku duduk bertanya pada polisi yang melintas. Ternyata mereka sebelumnya memang sudah diturunkan di stasiun sebelumnya. Penyebab yang sama, memang tidak memiliki tiket entah sejak dari mana mereka naik dan tidak memiliki cukup uang untuk menutup mulut petugas.

   Setelah lama mereka ditanya-tanya dan masing-masing dari mereka mengambil barang-barang mereka. Mereka diamankan oleh petugas. Mereka ditempatkan di depan gerbong satu yang kosong tanpa penumpang satupun. Mungkin digunakan sebagai gerbong tambahan. Mereka mendapatkan tempat yang lebih luas, bebas dan leluasa dari ruangan 1x1 meter yang mereka gunakan sebelumnya, toilet. Bisa bebas tidur-tiduran di gerbong tersebut. Mereka menguasainya. Saat di stasiun selanjutnya, mereka tidak diturunkan. Mereka masih terlihat berada di gerbong itu.

   Tak lama aku sudah berada di alam mimpiku. Tanpa sadar dua jam telah berlalu. Saat ku buka mata dan melihat gerbong tempat memenjarakan mereka sementara. Mereka sudah tidak berada di tempat tersebut dan gerbong tersebut telah ditutup. Aku tak tahu mereka turun dimana.

1 komentar:

Diey_na mengatakan...

Wah, enak yoh...
gratisan...
ckck

Posting Komentar