TULIS.. TULIS.. TULIS..
Kartini dikenang karena dia menulis..
Pramoedya dikenang karena dia menulis..
Soe Hok Gie dikenang karena dia menulis..
Jika kau tidak menulis,
Maka kau telah mati sebelum dilahirkan..

-Diekey Lalijiwo-

Jumat, 07 Juni 2013

Sebuah Catatan Usang

Dan ku tuliskan sebuah kalimat “ich liebe dich” sebagai pembuka buku itu.
ich liebe dich auch” yang kemudian kau tuliskan pada baris kedua dalam lembaran yang sama.
Dari kalimat bahasa Jerman itulah cerita tentang hidup kita mulai kita tulis bersama.
Kita mulai mencoba menggunakan warna tinta cerah untuk mengisi cerita tiap lembar dan menghiasi tulisan itu.
Mulai dari warna biru yang menunjukkan kesetiaan, warna hijau yang menunjukkan kesegaran hingga pada akhirnya kita sepakat mengunakan warna merah muda yang menunjukkan  kasih sayang.
Terkadang sering tak sengaja terbentuk coretan kecil ketidak sengajaan yang membuat tak indah dipandang mata atau bahkan kita mencorat-coret lembar halaman tersebut tanpa ada sebuah huruf pun yang kita tinggalkan.
Tak jarang aku mengalah membiarkanmu menuliskan sajak yang kau inginkan dalam lembaran tersebut.
Membiarkanmu menggambar dan menghiasi tiap halaman dengan hanya sedikit catatan kecil berupa tanggal yang selalu kutinggalkan.
Lembar demi lembar, bab demi bab telah selesai kita tuliskan hingga akhirnya terselesaikanlah buku pertama kita.
Buku yang terbalut sampul kesederhanaan yang berisikan mellodrama keterbukaan, ketulusan  dan pengorbanan.
Tak seperti buku pertama yang masih harus mencari-cari dan mencoba-coba, kita dengan kepastian mulai menuliskan cerita selanjutnya dalam buku kedua.
Sebuah tanda bibir dengan warna merah muda yang sangat lembut menghiasi halaman pertama buku ini, yang memberikan kesan suatu kehangatan dan kelembutan.
Ternyata jauh berbeda gaya penulisan dan setting yang kita tulis di buku kedua ini.
Alur dalam tulisan kita mulai mengalami suatu perubahan seiring dengan perubahan emosi dan pemikiran kita.
Dalam pengungkapan setiap kata dalam setiap lembaran buku kedua yang lebih bermakna dan dalam.
Kita lebih sering berebut menuliskan cerita dalam buku ini, berebut lanjutan dari cerita ini.
Tak jarang kita kehabisan ide menjawab polemik yang telah kita tuangkan dalam buku kita.
Kebersamaan kita untuk meneruskan cerita dalam buku ini selalu ada dan terus ada meskipun sering menemui jalan buntu.
Waktu akhirnya membuat kita mengosongkan lembaran demi lembaran buku tersebut.
Kita terbengkalai oleh kenikmatan dan kesenangan kita masing-masing dan kecenderunganku yang lebih memilih tinta yang terbaik yang akan kita torehkan.
Tak kusadari bahwa cerita itu harus terus berlanjut dan harus terus kita tulis meskipun hanya satu kata tiap lembar.
Kubiarkan dirimu melanjutkan cerita itu meskipun penuh ketimpangan dan ketidak singkronan dengan cerita sebelumnya.
Hingga buku tersebut tak terselesaikan dengan goresan tinta warna merah muda dan buku tersebut  tak mencapai akhir bagian cerita.
Dua bab terakhir dari buku kedua kita belum sempat dan tak akan bisa dilanjutkan kembali.
Tapi dalam hangat dan cerahnya sinar kesenangan dan derasnya hujan air mata telah tertuang dalam lembaran-lembaran buku itu.
Halaman 11112 ini harusnya menjadi penutup buku kedua dari lembaran-lembaran goresan cerita tinta merah muda, tapi kita tidak bisa menyelesaikannya.

Minggu, 02 Juni 2013

Lewat Tengah Malam

(Mungkin) kau sedang berlarian liar di dalam alam mimpimu.
Menginjak pelangi dengan kaki telanjang dan menyentuh awan dengan jemarimu yang lentik.
(Mungkin) juga menyelami samudera terdalam bercengkrama dengan ikan dan tersenyum dengan bibir mungilmu.
Sementara aku masih terjaga menemani gelap yang mulai mengantuk.
Menarikan jemari di atas persegi bersimbol yang berbaris rapi di depanku.
Entah akan menggelapkan pandangan atau menunggu matahari terbangun.

Jember 190213

Tentang Sebuah Komunitas Jejaring Sosial di Kotaku

Siang ini saat membuka grup di facebook di sebelak kanan terlihat tautan grup komunitas tempat aku dibesarkan. Penasaran, aku pun membuka grup terbuka tersebut dan bergabung, sayangnya aku masih belum bisa memberikan posting disana. Mungkin masih harus menunggu persetujuan dari admin terlebih dahulu. Grup ini memiliki tiga admin dengan jumlah anggota yang tidak tanggung-tanggung 9.534 sekilas sebagian besar anak muda. Aku masih belum tahu kapan grup ini ada dan apa tujuannya. Di keterangan grup hanya menginformasikan letak geografis dari kota dan tautan blog yang dimiliki. Isi blognya sejarah dari kota yang merupakan postingan kembali dari blog lain, berisi 5 posting. Posting di blog tersebut pada akhir Januari tahun 2013, kemungkinan grup ini terbentuk tak jauh dari posting blog tersebut.
posting ngiklan

Cukup aneh saat posting teratas adalah sebuah iklan penjualan, pun beberapa di bawahnya. Penasaran aku mencoba melihat posting yang sebelumnya, barangkali ada yang bermanfaat dan menarik. Kenyataannya sungguh mencengangkan. Kalau boleh aku persentasekan, lebih dari 90% berisi iklan. Selebihnya hanya sekedar sapaan dan posting geje menurutku. Masih bisa ditolerir jika iklan mempromosikan keindahan, tempat wisata atau apa saja yang bisa meningkatkan nilai jual kota tersebut. Kenyataannya iklan barang-barang yang memicu konsumerisme di masyarakat. Aku heran dengan semua posting itu.

Sabtu, 01 Juni 2013

Tanpa Menulis, Keberadaanmu Tidak Bisa Dibuktikan

"Menulis itu lebih sulit daripada membaca, apalagi berbicara. Itu sudah saya buktikanberulangkali"
Dini hari tadi, saat kubuka akun facebook status ini terpampang di beranda. Masih berada sekitar lima teratas. Uliel Petrik yang menuliskan status itu di akunnya. Aku membuat tulisan ini dua jam setelah tulisan itu dibuat. Dan kuakui status yang dibuatnya ada benarnya setelah aku juga mengalaminya. Hal ini dibuktikan dari jumlah dan jarak posting-an yang ada di blog ini. Hanya sedikit tulisan yang aku buat, bahkan butuh waktu yang lumayan lama untuk membuat satu tulisan yang menurutku bagus. Di blog ini kuberi tanda “rangkaian kata membosankan”.

Dari status tadi aku penasaran dengan apa itu menulis. Meskipun hal itu mendasar dan biasa dilakukan di dunia jurnalistik serta menurutku sederhana. Setahuku menulis adalah pekerjaan/kegiatan membuat tulisan, dari kata dasar tulis dan mendapat awalan me- yang artinya melakukan pekerjaan. Pemikiranku tadi pun mungkin mirip dengan arti kedua dari menulis menurut KBBI,” melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan”.


Selasa, 21 Mei 2013

Mainan (Lagi) Sampe Pagi


Kamis, 09 Mei 2013

Street Art


Kemarin dini hari, sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat beberapa pemuda berkumpul di kafe. Saat itu kebetulan jam bertugasku telah selesai dan kafe telah tutup. Tetapi, lagu The SIGIT masih terdengar keras keluar dari sound sistem. Aku yang bertugas sebagai operator malam itu sengaja tidak mematikan untuk meramaikan malam yang telah habis masanya. Ada Sembilan pemuda termasuk aku disana, duduk menunggu. Dua orang sedang asik bermain catur, sedangkan yang lain menghisap lintingan tembakau sembari salah seorang membagikan minuman penghangat nafas malam. Kami menanti tutupnya ruko laundry sebelah sebelum beraksi, berharap tak ada yang menyaksikan aksi malam ini.
Suasana malam saat beraksi di kanvas ruang publik. (Dani)
Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya rolling door digeser dan dikaitkan. Laundry tutup. Langsung kami keluar dan menuju dinding panjang di depan kafe, bersiap untuk beraksi. Sadam keluar membawa empat kaleng diikuti aku di belakangnya yang juga membawa empat kaleng. Menyusul yang lainnya, Fok Dedi, Bil, Elmi, Keceng, Diekey, Dani dan Cetar menuju TKP. Aksi yang sudah direncanakan sekitar lima hari sebelumnya akan terealisasi sebentar lagi. Jika ada yang kenal dengan sebagian dari mereka pasti tahu apa yang akan dilakukan. Dinding ruang publik dan mereka hasilnya adalah graffiti, dengan bantuan cat semprot tentunya.

Sabtu, 27 April 2013

Iseng Mainan WPAP


Rabu, 06 Maret 2013

Kalut

Seperti ada kekhawatiran dan keputus-asaan.
Entah terlalu pagi untuk berpikir atau memang harus terpikirkan.
Setengah hati kita dan cinta.
 
Nanti...
Kemudian...
Esok...
 
Nanti ketidak-pastian memelukku.
Kemudian menghangatkan tapi menyesakkan.
Dan esok, deretan waktu datang menampar.

Aku tak yakin setengah hati kita masih dalam toples cinta.

Jember 060313

Bersetubuh

Aku menyelipkannya padamu.
Dengan desah yang lirih di telinga.
Bersama hembusan nafas dan degupan bertempo cepat.

Jember 060313

Jumat, 08 Februari 2013

Aku, Kota Tua dan Punggungmu

Menemukan sisa ingatan yang terendap dari dalam benak.
Dari sebuah kota tua yang dulu sempat menyanjung hatiku.
Jajaran bangunan tua yang membisu.
Berusaha bertahan dengan umur yang menua.

Di bawah lampu jalan ini aku berdiri.
Menantikan lagi pertemuan itu.
Dengan malam dan nafasnya yang menyapa kulit.
Dalam remang lampu yang hampir tak mampu terjaga.

Saat aku berdiri di dekat pintu.
Di tepi jalan yang hampa, sendiri.
Sembari menoleh melihat punggungmu yang tak akan berbalik.

Jember 080213

 *) terinspirasi dari foto ini
doc. Laily Fauziah

Kamis, 07 Februari 2013

Tangis

Lama air mata ini tak menetes untuk menemani kesedihan.
Berbicara kata demi kata lewat tetesannya.
Menerjemahkan rasa menjadi bentuk.
Menelanjangi kesedihan berganti  gaun empati.
Mengirim pesan empati tetes demi tetes.
Lalu membisu saat rasa itu menjadi hambar.


Jember 070213

Jumat, 01 Februari 2013

Belenggu yang Tak Disadari

Hujan, Senja dan Cinta sebuah cerita pendek dari Seno Gumira Ajidarma yang membisu di browser layar laptopku sejak semalam. Link sebuah blog yang berisi semua tentangnya. Aku mendapatkan dari posting temanku Sadam untuk Vindri di timeline jejaring sosial. Sadam suka sekali hujan, mungkin dia ingin Vindri tahu lebih tentang hujan. Penasaran membawaku untuk menekan mouse dan meng-klik link tersebut. Dalam hitungan detik sebuah karyanya tepat di depan mukaku dari sebuah blog berjudul Dunia Sukab dengan font Lucida Calligraphy. Seno Gumira Ajidarma berada di bawah tulisan Dunia Sukab dengan font Times New Roman dan ukuran yang lebih kecil. 

Kamis, 31 Januari 2013

SEJARAH PABRIK GULA; KEBERLANJUTAN DAN PROSPEK WISATA

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.”

Kata Bung Karno, Proklamator Indonesia yang kemarin sempat diperdebatkan. Bukan sosoknya, tetapi gelar Proklamator termasuk sebagai Pahlawan Nasional atau bukan. Pada akhirnya pun aku tak tahu apakah termasuk Pahlawan Nasional atau bukan. Menurutku gelar Pahlawan Nasional memang pantas mereka sandang sebagai dwi tunggal.

Jumat, 25 Januari 2013

SISI MATA UANG PABRIK GULA


"Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya."

Kutipan dari salah seorang filsuf dari Spanyol yang benama George Santayan tentang sejarah. Masa lalu memang tidak bisa diulang kembali atau tejadi untuk kedua kalinya. Santayana mengutuk mereka yang tidak mengenal masa lalu dengan mengulanginya. Mengulang bukan berarti harus membuat mesin waktu dan kembali menuju masa lalu. Tetapi, mencari jejak masa lalunya dalam kurun waktu yang tak ditentukan sampai mereka mengetahuinya.

Kamis, 17 Januari 2013

Tentang Kenangan


Entah harus memulai dari mana untuk mengawali tulisan ini. Sudah sejak sebelum pukul 00.37 hari ini aku memikirkan hal itu. Aku pun ingin segera menuliskan semuanya dalam tulisan ini. Padahal perbincangan malam ini bersama tujuh teman Persma Jember dan Mas Bro sangat menarik. Kita duduk santai di kursi di sebuah ruangan yang hampir mirip sebuah gang di kediaman Mas Bro. Dengan suguhan kopi dan rokok tentunya. Perbicangan yang cukup panjang dan banyak hal yang kudapat tadi. Sampai akhirnya kami harus menyudahi perbincangan, berpamitan dan meninggalkan kediaman Mas Bro sekitar pukul 02.24.

Kupikir aku akan segera pulang untuk secepatnya menulis, menceritakan semuanya. Ternyata tak seperti yang kupikirkan, beberapa teman mengajak untuk singgah terlebih dahulu ke warung bubur ayam. Meskipun sempat kroyokan makan di rumah Mas Bro dengan lauk seadanya. Aku ikut memesan seporsi bubur ayam biasa dan menyantapnya selagi hangat. Sekitar pukul 02.55 aku barumembukan laptop dan  memulai menulis.