TULIS.. TULIS.. TULIS..
Kartini dikenang karena dia menulis..
Pramoedya dikenang karena dia menulis..
Soe Hok Gie dikenang karena dia menulis..
Jika kau tidak menulis,
Maka kau telah mati sebelum dilahirkan..

-Diekey Lalijiwo-

Kamis, 09 Mei 2013

Street Art


Kemarin dini hari, sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat beberapa pemuda berkumpul di kafe. Saat itu kebetulan jam bertugasku telah selesai dan kafe telah tutup. Tetapi, lagu The SIGIT masih terdengar keras keluar dari sound sistem. Aku yang bertugas sebagai operator malam itu sengaja tidak mematikan untuk meramaikan malam yang telah habis masanya. Ada Sembilan pemuda termasuk aku disana, duduk menunggu. Dua orang sedang asik bermain catur, sedangkan yang lain menghisap lintingan tembakau sembari salah seorang membagikan minuman penghangat nafas malam. Kami menanti tutupnya ruko laundry sebelah sebelum beraksi, berharap tak ada yang menyaksikan aksi malam ini.
Suasana malam saat beraksi di kanvas ruang publik. (Dani)
Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya rolling door digeser dan dikaitkan. Laundry tutup. Langsung kami keluar dan menuju dinding panjang di depan kafe, bersiap untuk beraksi. Sadam keluar membawa empat kaleng diikuti aku di belakangnya yang juga membawa empat kaleng. Menyusul yang lainnya, Fok Dedi, Bil, Elmi, Keceng, Diekey, Dani dan Cetar menuju TKP. Aksi yang sudah direncanakan sekitar lima hari sebelumnya akan terealisasi sebentar lagi. Jika ada yang kenal dengan sebagian dari mereka pasti tahu apa yang akan dilakukan. Dinding ruang publik dan mereka hasilnya adalah graffiti, dengan bantuan cat semprot tentunya.

Cat semprot kami dapatkan dengan cara patungan dari aku, Sadam, Bil, Elmi dan Fok Dedi. Hingga diperoleh delapan kaleng dengan warna pink, biru, hijau, abu-abu, putih dan hitam. Selain cat semprot, si Elmi juga menyiapkan cat tembok dan kuas untuk aksi malam itu. Fok Dedi juga telah menyiapkan layer kertas, dia dikenal dengan teknik stensilnya. Semua peralatan telah diletakkan, Fok Dedi membuka gulungan kertas yang berisi layer dan mengurutkan satu persatu kertas ukuran lebih besar dari folio, kira-kira ada sekitar 20 lembar.

Aksi pertama dibuka olehnya disusul Elmi dan Sadam yang langsung membuat sket di kanvas luas dan terbuka itu. Elmi membuat cacing dan Sadam membuat rangkaian huruf yang kira-kira bertuliskan “LSK”. Sambil membawa kertas yang telah bergambar Sadam khusyuk membuah sket. Bil yang notabene anggota dari salah satu komunitas graffiti masih belum beraksi. Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan sket bagi Elmi dan warna hijau dipilih untuk memblok tubuh cacing. Cat tembok warna hitam kemudian diambil untuk mewarnai mata cacingnya dengan bantuan kuas. Tak lama berselang Sadam pun mulai memblok graffiti buatannya, hijau untuk huruf “L”, biru untuk “S” dan pink untuk “K”. Pun Fok Dedi yang memblok warna merah setelah layer terbawah terselesaikan. Bil beranjak dan memulai membuat sket dengan cat semprot warna biru. Tangannya begitu cekatan dan cepat, maklum dia sudah biasa membuat street art. Setelah membuat karakternya dia mengelilingi karakter itu dengan rangkaian huruf “JSA”.

Aku, Cetar dan Diekey melihat di belakang mereka sambil menikmati kacang kulit. Dani sibuk mengambil gambar dari DSLR miliknya, sedangkan Keceng sibuk sebagai bagian pengairan. Membawa botol, gelas dan membagikan kepada mereka yang mau menenggak oplosan. Untukku ini pertama kalinya menyaksikan pagelaran street art, sudah lama aku suka graffiti. Sebenarnya aku diajak untuk membuat di kanvas terbuka itu, tapi aku masih belum pernah membuat graffiti sama sekali. Jadi aku mengamati terlebih dahulu sambil mempersiapkan aksi selanjutnya. Untuk stensil aku mengenalnya dari Sadam, setelah itu aku lumayan aktif membuat stensil di sekretariat. Pernah sampai gara-gara itu Pembantu Dekan III dan kemahasiswaan datang meminta stesilan-ku dihapus. Saat itu tak langsung kukabulkan, aku dibantu Cetar mencoba mempertahankan dan mencari dasar kenapa harus dihapus. Namun, pada akhirnya kita harus menyerah dengan memblok dengan warna hitam.
Stensilan yang mendatangkan PD 3 dan kemahasiswaan. (FHSK)
 Kembali lagi ke aksi street art, para seniman masih berkutat dengan karya mereka sambil istirahat sejenak untuk menghisap kretek filter. Fok Dedi menuju karya keduanya, aku membantu memegangi layer yang masih bersih belum ternoda oleh cat semprot. Layer yang masih baru dan dinding depan kafe merupakan karya pertama layer itu, dimana cat semprot akan menodainya. Berbeda dengan yang pertama, dia menyemprotkan tipis. Kemudian menyemprotkan warna merah, biru dan pink secara acak memblok semprotan tipis yang pertama. Tak lama, layer tadi ditempelkan di dinding dan kali ini menyemprotkan dengan tebal. Ternyata untuk menyiasati satu layer dan bisa diblok warna. Setelah selesai ornamen api dibuat dengan warna merah di sekelilingnya. Teknik yang sama digunakan untuk tulisan “Can’t Life Without You”. Selesai untuk karya Fok Dedi, dua karya untuk malam itu. Tak lama setelah menghabiskan kretek filternya dia kabur, disusul Dani dan Diekey.
Dua karya stensil dari Fok Dedi. (FHSK)
 Bil memblok karyanya dengan warna pink, biru dan abu-abu tapi tidak penuh. Outline warna hitam mempertegas garis dan bentuk karyanya. Memberikan ornamen penghubung karya Fok Dedi di kirinya dan karya Elmi di kanannya yang sudah dioutline abu-abu. Saat itu cat semprot telah habis dari lambung kaleng. Hanya menyisakan warna hitam dan putih. Sadam pun tidak bisa menyelesaikan karyanya karena hal itu, dia menambahkan sisa-sisa di karyanya: putih, abu-abu dan merah. Namun hanya terselesaikan sekitar 50% dari total karyanya. Bil dan Elmi kemudian membuat tulisan dari cat semprot yang tersisa. “Can Stop Street Art” dibuat di sebelah kiri atas karya Bil dan “May I Spray This Wall” di atas karya Elmi dan sebelah kiri karya Fok Dedi. Bahkan Elmi masih melanjutkan dengan menggambar mural “Worm Army”. Pagelaran karya street art ditutup dengan foto di depan karya mereka dan disambut cahaya keemasan dari timur.[]
Street Art. (FHSK)

2 komentar:

tarinksinga mengatakan...

wow....

#ninggal jejak

Unknown mengatakan...

oki doki...

Posting Komentar